21 December 2010

Photo Kemah Dialektika








Refleksi hari HAM Internasional : Malam Hari Dengan Hujan Deras tak menyurutkan Langkah aksi.




persiapan di sekre

jumat,10 desember 2010 pukul 18.30 persiapan di sekre menuju balaikota cirebon.

jam 19.30 kami berangkat dengan satu mobil angkot dan 5 motor menuju balkot,pukul 19.45 kami sampai dengan basah kuyup dan guyuran hujan. dan kami melihat gerbang terbuka dikarenakan banyak tamu berdatangan.kesempatan ini tidak kami sia-siakan kami pun menerobos dan berhasil masuk kedalam walau sempat terjdi gesekan dengan aparat.


menembus barisan

kami berhasil negosiasi untuk melaksanakan refleksi berupa teatrikal,



dalam teatrikal ini menggambarkan seorang walikota dengan kostum wanita (walikota banci) didampingi wakil rakyat yang rakus dan tikus birokrasi yang serakah menggerogoti rakyat miskin yang membawa keranda mati nya HAM dikota cirebon akibat korupsi yang merajalela.

pukul 20.15 kasat intel dan bantuan polresta yang merasa kecolongan datang meminta bubar atau kami "angkut",melihat kawan2 kawan kedinginan dan menggigil kami pun terpaksa meninggalkan balaikota pukul 20.45

dan kami berhasil bertemu walikota cirebon yang begitu tak bernyali untuk melakukan reformasi birokrasi dengan meng audit investigasi SKPD,OPD DAN BUMD yang terindikasi korupsi....berikut walikota cirebon versi GEMSOS.

walikota cirebon yang seksi tak bernyali memberantas korupsi

Mahasiswa Tolak Kenaikan Tarif PDAM

TRIBUN JABAR/IDA ROMLAH
Demo Tolak Kenaikan Tarif PDAM – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Sosialis, berunjuk rasa menolak rencana kenaikan tarif PDAM di Cirebon, Selasa (19/10)


CIREBON, TRIBUN - Sekitar 40 mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos) Cirebon melakukan unjuk rasa di tiga tempat berbeda, yakni Kantor PDAM Kota Cirebon, Balai Kota dan Gedung DPRD Kota Cirebon, Selasa (19/10). Dalam aksinya, mahasiswa menolak rencana kenaikan tarif PDAM Kota Cirebon.

"Kenaikan tarif tidak relevan, tidak pantas dilakukan. Sebab, pelayanan PDAM selama ini juga masih jauh dari baik," ujar perwakilan mahasiswa, Kurniawan.

Mahasiswa mendatangi tiga tempat berbeda dengan cara berjalan kaki (long march) dari Jalan Cipto menuju Jalan Tuparev. Kemudian mereka melanjutkan ke Jalan Siliwangi.

Sambil membawa poster bertuliskan penolakan rencana kenaikan tarif PDAM, mahasiswa menggelar orasi di tiga tempat yang dituju.

Selama mendatangi tiga tempat, hanya di Gedung DPRD suara mereka "didengar". Sementara di dua tempat lainnya tidak, dengan alasan Dirut PDAM dan Walikota sedang tak ada di tempat.

Di Gedung DPRD, para mahasiswa langsung diterima Ketua Komisi B Hendi Nurhidayat. Menurut Hendi, wacana kenaikan tarif PDAM sebenarnya sudah mencuat sejak 1999 lalu. Namun itu semua hanya wacana karena hingga 2010 ini pun tidak pernah terwujud.

"Kami sepakat (dengan pendapat mahasiswa), karena untuk naik itu ada aspek yang dipertimbangkan, terutama soal pelayanan. Sudah sejauh mana pelayanan PDAM terhadap pelanggannya, kan itu yang penting," kata Hendi.

Meski demikian, Hendi mengatakan, DPRD akan menampung aspirasi mahasiswa terkait wacana kenaikan tarif PDAM tersebut.

Sebelumnya, sempat mencuat wacana jika tarif PDAM Kota Cirebon akan naik tahun ini. Namun berapa besarannya, belum bisa dipastikan. (roh)

Sumber : http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/32112

Mahasiswa Gemsos Tolak Kenaikan Tarif PDAM

M. NURUDIN/"PRLM"
M. NURUDIN/"PRLM"
MAHASISWA yang tergabung dalam Gemsos sempat bentrok dengan polisi saat mengadakan unjuk rasa menolak kenaikan tarif air PDAM Kota Cirebon.*

Cirebon (PRLM)- Gerakan Mahasiswa Sosialis (Gemsos), Selasa, (19/10), mendatangi ke kantor PDAM kota Cirebon. Kedatangan puluhan mahasiswa ini untuk menolak kenaikan tarif PDAM. Tak hanya itu, di kantor PDAM, mahasiswa sempat saling dorong pintu pagar dengan aparat kepolisian. Aksi yang dilakukan beberapa menit itu, sempat membuat situasi di halaman kantor PDAM sedikit memanas.

Usia di PDAM, aksi mahasiswa kemudian dilanjutkan ke Balai Kota Cirebon. Baru sekitar 300 meter dari kantor PDAM, mahasiswa berhenti persis di tengah bundaran -perempatan Jln.Gunungsari. Mereka lalu mengibar bendera Gemsos sambil membagikan surat pernyataan mereka kepada para pengguna jalan. Aksi ini yang berlangsung beberapa menit ini pun sempat pula memacetkan kendaraan yang melaju dari empat arah.

Setelah puas berorasi di tengah jalan, Gemsos kemudian melanjutkan aksinya ke Balai Kota Cirebon, di sepanjang jalan yang dimulai dari Jln. Pemuda (depan kampus Unswagati Cirebon), Jln. DR.Cipto Mangunkusumo, Jln. Gunungsari, Jln. Kartini dan berakhir di Jln.Siliwangi mahasiswa terus melakukan yel-yel tentang penolakannya terhadap kenaikan tarif PDAM.

Menurut Kooordinator Lapangan (Korlap) Gmsos, Didi Rosadi, wacana kenaikan tarif PDAM yang akan dilakukan oleh PDAM Kota Cirebon melalui keputusan wali kota merupakan kebijakan yang merenggut hak asasi manusia sebagai rakyat atas dasar kebutuhan dasar air. “Ini menjadi pertanda tidak jalannya fungsi dan peran pemerintah melalui PDAM sebagai BUMD dalam menyediakan akses pemenuhan kesejahteraan rakyat,” paparnya.

Diakuinya, berdasarkan UU pasal 6 ayat 1 No.7 tahun 2004 dan pasal 33 (2) UUD’45 secara jelas disebutkan bahwa sumber air dikuasi oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Maka sudah cukup bagi masyarakat Kota Cirebon untuk tidak lagi terbebani akibat imbas kebijakan yang tidak populis dan berpihak kepada kesejahteraan rakyat.

Untuk itu, tegas Didi, Gemsos menolak keras kenaikan tariff PDAM kota Cirebon sekaligus menuntut peningkatan mutu pelayanan PDAM kota Cirebon juga transparansi dan akuntabilitas anggaran PDAM yang benar, jujur dan jelas kepada seluruh masyarakat kota Cirebon. Didi juga berharap agar adanya audit manajemen pengelolaan anggaran PDAM Cirebon oleh lembaga/tim ahli yang independen dan terpercaya. (din/A-147)

Sumber : pikiran-rakyat.com